Wednesday, January 13, 2010

Meneladani Allah Sebagai Zat Penerima Syukur


Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu'alaikum.

Marilah kita sama2 memuji dan memuja Allah SWT yang mencurahkan limpah kurniaNya yang begitu banyak, memberikan kenikmatan yang begitu banyak sehingga kita tak mampu menghitungnya.

Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad saw serta keluarga dan para sahabat yang mulia dan orang2 yang istiqamah mengikuti Baginda.

Sebenarnya hidup ini dilimpahi pelbagai macam kenikmatan yang dikurniakan oleh Allah, namun ramai yang tidak menyedari dan tidak pernah mahu mensyukuri sehingga baru tersedar apabila nikmat itu hilang daripadanya. Ada yang kecewa dilahirkan di kalangan orang miskin, ada yang kecewa buruk rupanya. Ada yang kecewa kerana putus cinta, lalu menjadi gila. Tidak sedikit yang dikelilingi hutang , gagal dalam pemilihan kenaikan pangkat dan pelbagai rasa kecewa lagi. Hidupnya terasa susah, batinnya terasa sempit, sehingga hatinya tertutup melihat bahwa di sebalik setiap kesusahan itu disediakan kemudahan oleh Allah. 

Dalam Al Qur'an Surah Ash-Sharh [94] 1 hingga 8 Allah berfirman maksudnya:

"Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, Yang memberatkan punggungmu. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Kerana sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (daripada suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap." 

Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-hamba yang pandai mensyukuri segala nikmat yang telah Allah curahkan. Semoga pula Allah memberi kemampuan kepada kita untuk dapat mensyukuri semua nikmat tersebut dengan cara terbaik. 

As-Syakur adalah satu daripada 99 nama Allah yang terdapat dalam Asmaul Husna. Nama Allah, As-Syakur, terambil daripada kata syakara yang berarti "pujian atas kebaikan" serta "penuhnya sesuatu". Keterangan lain menyebutkan bahwa tumbuh-tumbuhan yang boleh tumbuh walaupun dengan sedikit air, atau binatang yang gemuk walaupun dengan sedikit rumput, dalam bahasa Arab disebut syakur.

Daripada penggunaan istilah ini, maka kata syakur yang menjadi nama dan sifat Allah bererti, "Dia mengembangkan atau memperbanyak balasan yang dilakukan oleh hamba-hamba-Nya, meskipun amalannya sedikit". Oleh sebab itu, tidak hairan apabila Allah SWT selalu melipatgandakan amalan-amalan yang dilakukan oleh hamba-Nya.

Dalam Al-Quran surah Al-Baqarah [2] ayat 261 diungkapkan, 

"Bandingan (derma) orang-orang yang membelanjakan hartanya pada jalan Allah, ialah sama seperti sebiji benih yang tumbuh menerbitkan tujuh tangkai; tiap-tiap tangkai itu pula mengandungi seratus biji dan (ingatlah), Allah akan melipatgandakan pahala bagi sesiapa yang dikehendakiNya dan Allah Maha Luas (rahmat) kurniaNya, lagi Meliputi ilmu pengetahuanNya".

Kata syukur biasanya diungkapkan sekali tetapi berlawanan dengan kata kufur. 

Dalam Al-Quran Surah Ibrahim [14] ayat 7 disebutkan, 

''Dan (ingatlah) ketika Tuhan kamu memberitahu: Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur nescaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu dan demi sesungguhnya, jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azabKu amatlah keras''. 

Diungkapkan kata syukur yang dipertentangkan dengan kata kufur adalah kerana keduanya mempunyai maksud yang berlawanan. Syukur bererti menampakkan sesuatu ke permukaan, sedangkan kufur bererti menutupinya.

Apa makna As-Syakur ini? Allah SWT memperlihatkan sifat-Nya yang tidak sombong. Allah SWT akan memberikan penghargaan tertinggi terhadap semua yang dilakukan hamba-Nya dengan "penghargaan" dan darjat kemuliaan, walaupun pada pandangan manusia amalan tersebut sangat tidak bererti. 

Dalam Al-Quran Al Zalzalah: 7 disebutkan, " Maka sesiapa berbuat kebajikan seberat zarah, nescaya akan dilihatnya (dalam surat amalnya)!".

As-Syakur, Allah SWT Yang Maha Bersyukur, memberikan pahala kepada hamba-hamba-nya yang beriman yang mau berbuat kebajikan. Walaupun untuk seseorang yang hidup dalam kemaksiatan. Ini dikisahkan oleh Rasulullah SAW, bahawa dulu ada seorang pelacur yang melihat seekor anjing yang kehausan dan lidahnya terjulur keluar, lalu dibukanya kasut, diambilnya air menggunakan kasut itu dan diberikannya pada si anjing. Kebajikan si pelacur terhadap anjing tadi, dibalas Allah As-Syakur dengan ampunan terhadap dosanya dan ia dimasukkan ke dalam syurga. Subhanallah.

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak akan sedikitpun berbuat aniaya terhadap kebaikan orang Mukmin, penghargaan-Nya diberikan sewaktu ia di dunia dan di akhirat kelak pun ia akan mendapatkannya" (HR Ahmad).

Begitulah tingginya penghargaan yang diberikan Allah SWT kepada setiap kebaikan hamba-Nya. Oleh itu seharusnya membuat kita terangsang untuk melakukan yang terbaik untuk Allah, sekaligus menghargai apapun yang Ia berikan kepada kita. Dengan kata lain, kita harus menjadi hamba yang bersyukur.

Bagaimana Caranya Untuk Mensyukuri Nikmat Allah?

Pertama, meyakini bahwa segala sesuatu hanyalah milik Allah SWT atau tidak merasa dimiliki dan memiliki kecuali oleh Allah semata. Berdasarkan keyakinan ini, kekayaan duniawi yang melimpah tidak akan membuat kita sombong atau takabbur kerana apa yang ada pada kita sekarang hanya sekadar pinjaman yang suatu saat akan diambil oleh pemiliknya. "..Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi..." (Al-Baqarah [2]: 284).

Kedua, selalu memuji Allah SWT dalam segala keadaan. Alangkah baiknya apabila lidah kita selalu basah dengan memuji Allah kerana banyaknya nikmat yang tercurah, baik dalam keadaan senang atau susah. Andai kita teliti, musibah yang kita dapatkan jauh lebih sedikit daripada nikmat yang Allah berikan. Tidak salah bila dikatakan bahwa kita "dicelupkan" Allah ke dalam samudera nikmat yang tiada bertepi. Tak sedetik pun Allah melepaskan kurnianya pada kita. Maka sangat wajar apabila ucapan tahmid, hamdalah, tahlil, takbir, dan istighfar selalu terbit daripada mulut kita.

Ketiga, manfaatkan nikmat yang ada sebagai sarana/wasilah taqarub pada Allah. Bagi seorang ahli syukur, kegembiraannya tidak lagi terletak pada pesona indahnya dunia, tapi terletak pada manfaat dunia tersebut untuk mendekatkan dirinya pada Allah. Baginya, dunia adalah kenderaan menuju Allah SWT.

Keempat, berterima kasih kepada orang-orang yang menjadi jalan nikmat dan kebaikan bagi kita. Tahu berterima kasih (balas budi) adalah salah satu ciri ahli syukur. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa telah berbuat kebaikan kepada kalian, maka hendaklah kalian membalasnya, jika kalian tidak mampu membalasnya, maka berdolah baginya, hingga kalian tahu bahwa kalian telah bersyukur. Sebab Allah adalah Zat yang Maha Tahu berterima kasih dan sangat cinta kepada orang-orang yang bersyukur" (HR Thabrani). Dalam hadis lain disebutkan, "Tidaklah bersyukur kepada Allah, orang yang tidak tahu berterima kasih kepada sesama manusia" (HR Ahmad).

Sebagai manusia,kita sering lalai mensyukuri betapa besar nikmat Allah pada penciptaan diri yang lengkap dengan fungsi setiap anggota tubuh kita. Diciptakan-Nya mata untuk dapat melihat, diciptakan-Nya telinga untuk dapat mendengar, hidung untuk dapat mencium, tangan untuk dapat memegang, kaki untuk dapat melangkah, dan semua yang ada di tubuh kita pasti berfungsi melengkapi aktiviti hidup seharian. Pentingnya nikmat itu disyukuri baru muncul jika ada sebahagian daripada tubuh sakit dan tidak berfungsi.

Mulai sekarang ingat-ingatlah selalu kebaikan orang-orang yang menjadikan kita berjaya, menjadikan kita berilmu, dan menunjukkan jalan kebaikan kepada kita. Maksimakan berbuat kebaikan kepada mereka. Seandainya mereka telah tiada, jagalah hubungan baik dengan ahli warisnya, juga sahabat-sahabatnya, dan doakanlah mereka dalam ibadah-ibadah kita. InsyaAllah dengan menjadi hamba yang pandai bersyukur, Allah akan membukakan pintu-pintu kebaikan bagi kita. Amin.


9 comments:

Imanisa riana @ sarimah said...

Salam..
Maha suci engkau Ya Allah, hanya Engkaulah yang suci, diriku kotor ya Allah…
Subhanallah… Maha suci Engkau dari sifat lemah, sedang kekuatanku tiada apa-apanya di hadapanMu…
subhanallah… Maha suci Engkau dari menzalimi, akulah hambaMu yang zalim…

Guru said...

assalammualaikum

mengingat orang2 yang telah berjasa pada kita, terutama dalam doa... terima kasih atas p'ingatan ini

abu muaz said...

memanglah hanya sedikit sahaja orang yang bersyukur.

alang said...

Apabila kita beroleh kesenangan, kita sering terlupa kepadaNya, tetapi apabila kita ditimpa musibah, kepadaNya tempat kita mengadu.

Terima kasih utk peringatan ini.

Werdah said...

Salam Shaniza,

memang benarlah Allah Maha segala Kemuliaan.. kita amat disayangiNya.. Oleh itu walaupun kebaikan kita yg sedikit dibalasnya dengan banyak, bahkan tak perlu minta DIA dah beri..

Untuk dapatkan kebaikan yg kekal kita hanya perlu bersusah sedikit sahaja iaitu menurut sgl perintah dan meninggalkan sgl laranganNya.. namun kita rasa amat berat padahal semua kemudahan dah Allah beri..

benarlah kita manusia lemah mengharapkan banyak daripada Allah.

Werdah said...

Salam Normah,

Sebenarnya ada 3 cara bersyukur yang Allah nyatakan dalam al-Quran iaitu syukur melalui hati/niat, syukur dengan lisan dan syukur dengan amalan.

Mudah2an kita jadi manusia yang bersyukur kpd Allah menjadikan kita Muslim/mukmin, kpd Nabi kita yg menyampaikan rislahnya, kpd ibubapa kita, guru2 kita dan semuanyalah yang berjasa kpd kita. Amiin

Werdah said...

Salam Abu Muaz,

benar kenyataan itu.. dalam surah al-Qasas ayat 7 Allah berfirman :Golongan jin itu membuat untuk Nabi Sulaiman apa yang dia kehendaki dari bangunan-bangunan yang tinggi dan patung-patung dan pinggan-pinggan hidangan yang besar seperti kolam, serta periuk-periuk besar yang tetap di atas tukunya. (Setelah itu Kami perintahkan): Beramallah kamu wahai keluarga Daud untuk bersyukur! Dan sememangnya sedikit sekali di antara hamba-hambaKu yang bersyukur. (13)

Yang akhir tu adalah kisah berkaitan dgn Nabi daud yang Allah kurniakan nikmat kpdnya.. Nabi Daud boleh melembutkan besi, Nabi Daud bersyukur dgn menggunakan kebolehannya membuat barangan daripada besi,utk mendapatkan rezeki yang halal. Ini namanya syukur dengan beramal.

Werdah said...

Salam Alang,

memang benar kenyataan itu, kerana Allahlah tempat pergantungan kita.. dan Allah Maha Pengampun, biar sebesar manapun dosa kita, apabila kita mohon ampun kita akan dimasukkan ke syurga.. dan musibah itu adalah teguran Allah kepada kita supaya kita kembali kepadaNya. Allahua'lam.

Werdah said...

Salam Abu Muaz,

Maaf kerana surah yang di atas tu silap.. sebenarnya surah Saba' ayat 13.. bukan ayat 7 surah al-Qasas.. baru perasan.. hrp maaf ya

Related Posts with Thumbnails